Didalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjamaah adalah 27 kali
dibandingkan dengan shalat sendiri. banyak orang Islam berhitung secara
kuantitatif seolah-olah dengan melakukan shalat berjamaah maka ia akan
menabung pahala sebanyak 27 kali. Demikian juga ketika di dalam hadis
dikatakan bahwa shalat di Masjidil Haram akan dilipatgandakan pahalanya
sebanyak seratus ribu kali lipat. Luar biasa.
Saya pribadi memahami masalah ini dari sisi kepemimpinan dan persatuan
Islam. Shalat berjamaah berarti berkelompok dengan panduan seorang imam.
Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh makmumnya, kecuali imam
salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan lurus.
Semua mengikuti arah Imam, betapa kuatnya organisasi ini. Siapa yang
dapat mematahkan shaf yang kokoh? Sayang makna dari keuntungan shalat
berjamaah luput dimengerti oleh umat islam!
Salah satu kunci keberhasilan dakwah di zaman Rasulullah saw adalah
persatuan. Salah satu cara menumbuhkan persatuan tersebut adalah dengan
shalat berjamaah. Kecintaan mereka, disiplin dan keikhlasan mereka dalam
menunaikan shalat berjamaah telah menumbuhkan semangat persatuan dan
keberanian yang tinggi diantara mereka. di sisi lain hubungan
silaturahmi yang penuh kasih sayang semangat erat terjalin diantara
mereka. Sehingga gambaran umat Islam yang bagaikan dua jari dieratkan
benar-benar nampak di zaman itu.
Dalam hal disiplin dan kecintaan mereka dalam shalat berjamaah kita
dapati di dalam salah satu riwayat bahwa seorang sahabat yang sudah uzur
dan tuna netra setiap hari beliau shalat berjamaah ke masjid walaupun
jaraknya tidak bisa dibilang dekat, diceritakan bahwa sahabat tersebut
meminta keringanan Rasulullah saw untuk beliau khusus untuk shalat subuh
shalat di rumah saja. Rasulullah saw mengizinkan, tetapi baru beberapa
langkah Rasulullah saw meralat bahwa sahabat tersebut tetap menunaikan
shalat berjamaah di Masjid.
Betapa tingginya semangat dan disiplin yang terbentuk waktu itu.
Bisa kita bayangkan seandainya di Masjid Istiqlal, setiap umat Islam
yang berada di dalam radius beberapa kilometer dari Masjid - menunaikan
ibadah shalat berjamaah di Masjid lima kali sehari - majid tersebut
mungkin tidak akan mampu menampung, dan kitapun bisa membayangkan dampak
persatuan, kecintaan dan kebaikan akan lebih terbentuk di dalam
MAsyarakat. Dan lebih luas lagi musuh-musuh Islam yang melihat tentu
akan gentar melihat persatuan Islam yang terbentuk dari hal yang paling
mendasar sekali.
Contoh dalam hal ini adalah di Perancis, Islam yang dari sisi prosentase
sebenarnya masih jauh dibandingkan dengan masyarakat asli yang beragama
non Muslim, tetapi Islam yang sedikit tersebut sudah menjadikannya
sebagai 'ancaman' bagi eksistensi umat Kristiani disana. Betapa tidak
kita menyaksikan bahwa setiap ibada shalat toko-toko disana sampai tutup
karena orang-orang Islam yang harus shalat di jalan-jalan dan trotoar,
karena tidak tercukupinya Masjid untuk menampung umat Islam yang semakin
bertambah.
Ketakutan itu seharusnya memang tidak perlu dirisaukan, karena semakin
shaleh dan taatnya seseorang pada agama dan bentuk-bentuk peribadatan,
tentu hal itu akan membawa seseorang akan semakin saleh secara sosial,
karena itu adalah tuntutan pasti dari Islam. Sehingga dampak tersebut
akan terasa di kalangan masyarakat Perancis sendiri. Tetapi walau
bagaimanapun kita pun mengerti ketakutan mereka jika kita
membandingkannya dengan tindakan-tindakan terorisme yang dilakukan oleh
'oknum-oknum' muslim.
Jadi Shalat berjamaah adlah hal yang harus selalu kita perhatikan, tidak
sekedar kita menganggap untuk kepentingan pribadi kita, tidak sekedar
untuk memenuhi masjid tetapi lebih dari itu adalah kita harus
menumbuhkan persatuan Islam, persatuan dalam bermasyarakat dan persatuan
dalam beragama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar